Senin, 20 November 2017

Risiko & Tingkat Pendidikan, Kesehatan, dan Kecelakaan di Nias Selatan



 Nama-Nama Kelompok :
1. WAHYU PUTRA JAYA HIA
2. WINA WIRANATA KHOSASIH
3. LAMBAK FRIANTI MANURUNG



1.      Kerugian yang hampir tidak mungkin terjadi ( almost nill), yaitu resiko yang menurut pendapat manajer resiko tidak akan terjadi atau kemungkinan terjadinya sangat kecil sekali atau hampir tidak mungkin terjadi (probabilitas terjadinya mendekati nol).

Contoh :
Resiko Lingkungan

Tidak jarang resiko lingkungan juga muncul bagi usaha Anda. Misalnya Anda memiliki
jenis usaha perusahaan yang bergerak di bidang makanan, maka Anda harus memikirkan
limbah pabrik yang dihasilkan dari perusahaan Anda. Buatlah sebisa mungkin agar
lebih ramah lingkungan dan tidak merugikan lingkungan sekitar. Contoh yang lain
adalah usaha bengkel mobil atau motor. Kerugian yang sering dialami misalnya adalah
tentang polusi suara yang dihasilkan. Anda harus dapat meminimalisir dampak yang
ditimbulkan, misalnya dengan dengan mengusahakan membangun usaha bengkel tersebut
tidak dekat pemukiman padat penduduk, dan alternatif upaya pencegahan lainnya.

Referensi :
  1. Drs D.Herman, Manajemen resiko,cet.12; Jakarta: Bumi Aksara. 2010
  2. Manajemen Resiko dan Asuransi,Ferdinan Silalahi,Gramedia Pustaka Utama,Jakarta.
2.  Kemungkinan kerugian yang wajar (normal loss expectancy), yaitu kerugian-kerugian yang dapat 
     dikelola sendiri oleh perusahaan ataupun oleh umum (perusahaan asuransi).


Selasa, 20 Desember 2016

JURNAL EKONOMI INTERNASIONAL











REVIEW JURNAL
Judul
Dampak Kebijakan Liberalisasi Pertanian Oleh WTO Terhadap Upaya Peningkatan Ekspor Karet Alam Indonesia
Jurnal
Jurnal Ilmu Hubungan Internasional
Volume & Halaman
Vol. 1 Hal. 623-632
Tahun
2013
Penulis
Rina Maryana
Reviewer
Wahyu Putra Jaya Hia
Tanggal
17 Desember 2016

Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai yaitu, tujuan dari penelitian ini adalah menjelaskan dan menganalisis tentang dampak kebijakan liberalisasi pertanian oleh WTO terhadap upaya peningkatan ekspor karet Indonesia.
Latar Belakang Penelitian
Alasan Penulis dalam Penelitian ini yaitu dibentuknya WTO adalah untuk membantu menciptakan perdagangan dunia yang lebih bebas dan adil. Diktum dasar ekonomi yang digunakan adalah bahwa semakin bebas perdagangan, semakin besar arus laba, baik bagi negara maupun pelaku perdagangan, maka masyarakat dunia akan semakin sejahtera. Namun, pada kenyataannya kondisi ini tidak membuat ekspor karet alam Indonesia bebas dari masalah.  Ekspor karet alam Indonesia masih mengalami beberapa kendala seperti harga karet alam yang fluktuatif, faktor minyak mentah dunia, ketidakstabilan nilai tukar serta kondisi perekonomian dunia mempengaruhi volume ekspor karet alam Indonesia.
Subjek Penelitian
Ada dua aspek yang menjadi focus penelitian ini yaitu pertama, bagaimana arah hubungan perdagangan internasional dan FDI, kedua apakah hubungan kedua variabel tersebut bersifat negatif atau positif. Fokus penelitian tersebut sejalan dengan yang dikemukakan oleh Liu (2001) dan menyatakan bahwa terdapat dua aspek dari keterkaitan antara FDI dan perdagangan internasional yaitu apakah FDI dan perdagangan internasional memiliki hubungan substitusi (negatif) atau komplementer (positif), dan apakah FDI yang menyebabkan perdagangan internasional ataukah sebaliknya.
Metode Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan oleh penulis dalam penelitian ini adalah jenis penelitian yang bersifat deskriptif, yaitu penulis menjelaskan dampak yang ditimbulkan dari kebijakan liberalisasi pertanian terhadap upaya pemerintah Indonesia dalam meningkatkan ekspor karetnya. Disini penulis memfokuskan pada dampak tarifikasi dan subsidi domestik terhadap upaya pemerintah Indonesia dalam meningkatkan ekspor karetnya setelah liberalisasi pertanian oleh WTO 2007-2011.
Hasil Penelitian
Dengan masuknya sektor pertanian dalam disiplin WTO, sektor pertanian Indonesia tidak lagi bersifat steril dari dinamika perkembangan pertanian ditingkat internasional, melainkan terkait secara substansial dengan dinamika perkembangan pertanian di negara lainnya serta perkembangan yang berkelanjutan dalam negosiasi perdagangan produk pertanian dalam konteks WTO. Dengan demikian, dinamika sektor pertanian dan perdagangan produk pertanian Indonesia pun menjadi sedemikian rupa tergantung oleh tekanan-tekanan eksternal baik bersumber dari WTO dan Negara maju, maupun sesame Negara berkembang itu sendiri.

Perkembangan ini tentunya berimplikasi terhadap politik pertanian di Indonesia yang mendesakkan perubahan format politik pertanian di Indonesia agar dapat melibatkan seluruh Stakeholder pada sektor pertanian dan perdagangan produk pertaniannya.
Kesimpulan
Pemerintah dapat melakukan kerjasama melalui pola kemitraan yang mencakup pembiayaan atau pendanaan. Usaha perkebunan karet yang dilaksanakan dengan pola kemitraan dapat dilakukan antara perkebunan besar dengan perkebunan rakyat. Perkebunan besar dapat memberikan bantuan dana kepada perkebunan rakyat serta dapat pula melakukan alih teknologi. Dengan demikian peningkatan ekspor karet akan mudah dilakukan. Selain itu, Bergabungnya indonesia dengan WTO, dengan jaminan akses pasar yang luas, memberi peluang bagi Indonesia dalam meningkatkan ekspor karet alam. Disisi lain, dengan kesepakatan perdagangan Indonesia dalam forum WTO telah memberikan tantangan bagi Indonesia dalam mempertahankan posisinya sebagai produsen karet  ke dua didunia. Karena dengan banyaknya peluang akses pasar secara Internasional memungkinkan munculnya persaingan yang semakin ketat.
Saran
Melalui liberalisasi pertanian dapat menjadi landasan bagi Indonesia dalam mempromosikan kepentingannya dalam perpolitikan pertanian Internasional, demi pengembangan kemajuan negara Indonesia agar menjadi bangsa yang mandiri serta dengan keikutsertaan Indonesia di WTO, segala penyesuaian kebijakannya mampu melindungi para petani karet dan menciptakan kesejahteraan bagi masyarakatnya serta mampu merespon segala dampak yang timbul. Indonesia mampu meningkatkan industri dalam negeri dengan mengolah bahan baku menjadi bahan jadi karet agar mendapatkan nilai tambah di pasaran Internasional.


Minggu, 18 Desember 2016

JURNAL EKONOMI MANAJERIAL












REVIEW JURNAL
Judul
Kejelasan Peran Dan Pemberdayaan Psikologis Dalam Peningkatan  Kinerja Manajerial
Jurnal
Jurnal Ekonomi
Volume & Halaman
Vol. 21 Hal. 1-14
Tahun
2013
Penulis
Edfan Darlis  dan Agrina Cahayani
Reviewer
Wahyu Putra Jaya Hia
Tanggal
17 Desember 2016

Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Sistem Penggukuran Kinerja, kejelasan peran dan pemberdayaan psikologis terhadap kinerja manajerial. Diharapkan dengan kinerja manajerial yang baik perusahaan dapat semakin maju, meningkatkan efektifitas dan efisiensi sehingga dapat meningkatkan profitabilitas dan kualitas sebuah perusahaan.

Dari hasil pengujian  menunjukkan bahwa Pemberdayaan Psikologis dan Kejelasan Peran berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Manajerial.
Latar Belakang Penelitian
Alasan utama dilakukannya penelitian ini adalah untuk memberikan kontribusi kepada penelitian di bidang Akuntansi Manajemen dan Akuntansi Keperilakuan, terutama penelitian terhadap pengaruh sistem pengukuran  kinerja   terhadap hasil kerja (Work outcomes) dan pengaruhnya terhadap perilaku individu yang dalam hal ini adalah kejelasan peran dan pemberdayaan psikologis manajer. Dalam penelitian ini penulis ingin mencermati persepsi terhadap penilaian kinerja secara formal, kinerja manajerial, kejelasan peran serta pemberdayaan psikologis.
Subjek Penelitian
Seluruh manajer dan kepala bagian setingkat manajer pada industri perbankan yang berlokasi di Kota Pekanbaru.
Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Sampling. Metode sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah pemilihan sample (purposive sampling method) dengan adanya kriteria sampel yang harus dipenuhi.

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah metode survey dengan teknik pendistribusian kuesioner penelitian. Kuesioner penelitian akan diantarkan secara langsung kepada setiap bank yang ada di Pekanbaru. Kuesioner disertai dengan penjelasan dan permohonan responden mengenai tujuan penelitian ini.
Teknik Analisis
Statistik Deskriptif, Uji  Kualitas Data, Uji Normalitas, Uji Asumsi Klasik, Uji Hipotesis
Hasil Penelitian & Pembahasan
Dari 51 perusahaan perbankan yang menjadi objek penelitian, sebanyak 30 (58.82%) perusahaan perbankan yang mengembalikan kuesioner yang diserahkan. Kuesioner yang kembali sebanyak 90 (58.82%). Dari kuesioner yang diterima tidak semua kuesioner yang dapat dianalisis karena sebanyak 13 buah kuesioner yang tidak lengkap di isi atau dikembalikan dalam keadaan kosong. Kuesioner yang dapat diolah lebih lanjut sebanyak 77 kuesioner atau 50.33% dari total kuesioner yang disebar.

Penerimaan terhadap hipotesis ini mengidentifikasikan bahwa Kejelasan Peran dari manajer dalam suatu perusahaan menjamin kinerja manajerial dapat meningkat pula. Hal ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Purwanti (2010) yang menyatakan bahwa tidak terdapat pengaruh antara pemberdayaan psikologis terhadap kinerja menejerial. Individu yang mengetahui bagaimana menyelesaikan tugas dan yakin akan hasil pekerjaannya dianggap memiliki Kejelasan Peran yang tinggi,. Individu tersebut akan merasa sangat dibutuhkan sehingga mereka cenderung bersungguh-sungguh melaksanakan tugas dan tanggung jawab sehingga berdampak kepada kinerja mereka. Dengan Kejelasan Peran yang telah dilaksanakan ternyata dapat meningkatkan kinerja manajerial dari manajer bawahan terhadap atasannya.

Hasil uji terhadap koefisien parameter antara Pemberdayaan  psikologis terhadap Kinerja Manajerial  menunjukkan ada pengaruh signifikan sebesar 0.039 dengan nilai T-Statistic sebesar 3,210 signifikan pada 0,05 dengan demikian hipotesis kedua diterima.
Kesimpulan
Pada bagian kesimpulan, penulis membuktikan dan menjelaskan bahwa Penelitian ini bertujuan untuk. memberikan bukti empiris mengenai pengaruh Kejelasan Peran dan Pemberdayaan Psikologis terhadap Kinerja Manajerial. Berdasarkan analisis yang dilakukan Hasil uji antara Kejelasan Peran terhadap Kinerja Manajerial menunjukkan ada pengaruh sebesar 0.022 dengan nilai T-Statistic sebesar 2,225 demikian hipotesis pertama diterima. Dan Hasil uji terhadap koefisien parameter antara Pemberdayaan Psikologis terhadap Kinerja Manajerial  menunjukkan ada pengaruh signifikan sebesar 0.039 dengan nilai T-Statistic sebesar 3,210 signifikan pada 0,05 dengan demikian hipotesis kedua diterima
Saran
Saran-saran yang dapat diberikan oleh peneliti bagi kesempurnaan penelitian selanjutnya yaitu : Penelitian selanjutnya hendaknya mempersempit obyek penelitian, tidak terbatas pada perusahaan perbankan tetapi juga pada industri lain seperti Perusahaan jasa telekomunikasi dan penerbangan sehingga permasalahan dapat di generalisasi.
Kekuatan Penelitian
Kekuatan penelitian ini adalah alat yang digunakan dalam penelitian berupa kuesioner cukup mudah digunakan oleh subjek penelitian sehingga dalam pengambilan datanya tidak dibutuhkan waktu yang lama seperti pada metode kualitatif. 

Teori dan model analisis yang diguakan tepat, Bahasa yang digunakan  oleh penulis mudah dipahami maksud dan tujuannya oleh pembaca. Analisisnya sangat rinci dan mudah dipahami
Kelemahan Penelitian
Penulis kurang lengkap dalam menyimpulkan keseluruhan isi dari jurnal ini.Penulis kurang detail dalam memberikan hasil yang didapat dalam melakukan penelitiannya.


Minggu, 11 September 2016

TUGAS EKONOMI INTERNASIONAL

1.     Berikan pendapat anda Dampak Positif dan Negatif Kebijakan Pemerintah Menaikkan Harga Rokok ?
J Dampak Positif
  zJumlah perokok akan semakin berkurang. 

Harga rokok yang sangat tinggi akan membuat para pecandu rokok mulai berpikir untuk meninggalkan kebiasaan mereka terebut, terutama orang-orang yang ekonominya rendah. jika dibandingkan dengan negara lain harga rokok di indonesia memang tergolong sangat murah, misalkan di amerika harga rokok di atas Rp 100.000/bungkus atau di australia yang mencapai Rp. 200.000/bungkus. Bahkan menurut penelitian indonesia masuk dalam urutan ke-2 dengan jumlah perokok terbanyak di dunia. maka dengan kebijakan ini diharapkan jumlah angka perokok di indonesia akan semakin berkurang kedepannya.
  zFrekuensi Komsumsi rokok semakin menurun. 

Dengan naiknya harga rokok menjadi Rp. 50.000/bungkus maka sudah dipastikan frekuensi komsumsi rokok akan menurun drastis, mungkin perokok tidak langsung memutuskan untuk berhenti merokok namun mulai mengurangi frekuensi jumlah rokok yang akan di habiskannya dalam tiap harinya.
zPenerimaan kas negara akan  semakin meningkat. 

Dengan menerapkan biaya pajak yang sangat tinggi terhadap produsen rokok sehingga membuat  penerimaan APBN semakin meningkat pula. Walaupun diperkirakan jumlah perokok akan berkurang dan dikhawatirkan penerimaan pemerintah dari sektor ini berkurang namun itu bisa ditanggulangi dengan Pajak yang tinggi bahkan menurut ahli pendatan negara bahkan akan semakin meningkat jika harga rokok betul dinaikan menjadi Rp. 50.000/bungkus.
zBiaya Subsidi kesehatan masyarakat akan berkurang. 

Sama halnya dengan BBM (bahan bakar minyak) yang disubsidi, biaya kesehatan juga ditanggung pemerintah terhadap pihak-pihak tertentu. harga rokokyang tinggi akan membuat sebagian perokok berhenti merokok dengan tidak merokok maka kesehatan masyarakat akan menjadi lebih baik lagi. Seperti fakta yang beredar ada begitu banyak warga menjalani perawatan dirumah sakit hanya karena kecanduan rokok dan hal tersebut menguras kas negara untuk biaya perawatannya.
zBisa Berinvestasi. 

Jika memang harga rokok naik menjadi Rp 50.000/bungkus adalah para kosumen yang lebih irit Uang yang tadinya mereka ingin keluarkan, kini tidak bisa lantaran harga rokoknya yang mahal dan orang tersebut mulai mau berhenti. Efek dari hal ini adalah uang tersebut bisa disimpan atau diinvestasikan untuk hal-hal lain atau membeli kebutuhan lain. Orang-orang tersebut sudah tidak mau membeli rokok yang harganya mahal dan lebih memilh mengalokasikan dana untuk menabung di kemudian hari. Atau dananya bisa digunakan untuk investasi.
zGenerasi muda penerus Bangsa akan terselamatkan. 

Menurut penelitian 60-80% anak sekolah menengah sudah mulai mencicipi yang namanya rokok, hal menjadi sangat memprihatinkan karena merekalah generasi yang diharapkan menjadi pemegang estapet untuk memajukan bangsa ini kedepannya namun jika kenaikan harga rokok benar-benar terealisasi berarti kita telah menyelamatkan generasi muda bangsa ini. Pasalnya harga rokok saat ini bisa dikatakan masih sangat murah dan anak sekolahan pun sanggup membeli jika rokok telah menjadi Rp. 50.000/bungkus maka kantong anak sekolahan akan sulit untuk membeli rokok kalaupun mereka tak lantas berhenti merokok paling tidak kuantitas rokok yang mereka hisap bisa berkurang.
L Dampak Negatif
  zDengan harga rokok naik, maka harga tembakau juga ikut naik. Akan tetapi kemungkinan petani tembakau akan mengalami kesulitan menjual panen tambakaunya, karena pihak perusahaan atau industri rokok tidak akan banyak menampung tembakau dari petani karena kurangnya permintaan.
  zPengangguran pasti akan meningkat. Karena dengan menurunnya permintaan dari para konsumen, maka perusahaan atau industri rokok akan mengurangi jumlah tenaga kerjanya.
  zAkan terjadi inflasi. Kenaikan rokok dilihat secara ekonomi, akan berdampak terhadap inflasi. Karena salah satu indikator terjadinya inflasi tersebut salah satunya dari harga rokok juga.
  zKelangsungan hidup dan perkembangan dari pabrik atau industri rokok akan mengalami penurunan.
  zKejahatan atau Kriminal akan meningkat. Karena orang-orang yang telah kecanduan terutama kalangan muda dan pendidikan rendah akan menghalalkan segala cara untuk membeli rokok.
                    Jadi, untuk menaikkan harga rokok, tentunya pemerintah akan pikir-pikir dulu dan mempertimbangkannya dengan sebaik-baiknya. Jangan sampai lebih banyak efek negatifnya dari sisi positifnya.


2.    Mengapa Indonesia Harus Melakukan Bisnis Internasional ?
Ilustrasi Kegiatan Bisnis

Suatu negara perlu melakukan perdagangan internasional karena dua alasan utama yang maisng-masing menyumbangkan keuntungan perdagangan bagi mereka, yaitu :
? Negara-negara berdagang karena setiap negara berbeda satu sama lain. Bangsa-bangsa, sebagaimana individu dapat memperoleh keuntungan dari perbedaan-perbedan mereka melalui suatu pengaturan dimana setiap pihak melakukan sesuatu dengan relatif baik.
? Negara-negara berdagang satu sama lain dengan tujuan mencapai skala ekonomis (economies of scale)dalam produksi, maksudnya jika setiap negara menghasilkan sejumlah barang tertentu maka mereka dapat menghasilkan barang-barang tersebut dengan skala yang lebih besar dan karenanya lebih efisien dibandingkan jika negara tersebut mencoba untuk memproduksi segala jenis barang. Motif inilah dalam dunia nyata merupakan cerminan interaksi perdagangan internasional. Mengingat setiap perekonomian menghadapi keterbatasan sumber daya, maka terdapat pembatas-pembatas terdap apa yang bias diproduksi, dan kita selalu harus bias memilih; untuk memproduksi satu barang lebih banyak kita harus mengurangi produksi barang lain. Pilihan-pilihan ini dicerminkan oleh suatu garis yang disebut batas kemungkinan produksi (production possibility frontier).
Jadi, dengan melakukan bisnis internasional kita bisa melakukan kerjasama dengan negara-negara lain. Sehingga kita bisa memperoleh manfaat seperti berikut ini :
T Memperoleh barang yang tidak dapat diproduksi dalam negeri.Banyak faktor-faktor yang mempengaruhi perbedaan hasil produksi  disetiap negara. Faktor-faktor tersebut diantaranya : kondisi geografi, iklim, tingkat penguasaan iptek dan lain-lain. Dengan adanya perdagangan internasional, setiap negara mampu memenuhi kebutuhan yang tidak diproduksi sendiri.
T Memperoleh keuntungan dari spesialisasi.Sebab utama kegiatan perdagangan luar negeri adalh untuk memperoleh keuntungan yang diwujudkan oleh spesialisasi. Walaupun suatu negara dapat memproduksi suatu barang yang sama jenisnya dengan yang diproduksi oleh negara lain, tapi ada kalanya lebih baik apabila negara tersebut mengimpor barang tersebut dari luar negeri.
T Memperluas Pasar. Terkadang, para pengusaha tidak menjalankan mesin alat produksinya dengan maksimal karena mereka khawatir akan terjadi kelebihan produksi, yang mengakibatkan turunnya harga produk mereka. Dengan adanya perdagangan internasional, pengusaha dapat menjalankan mesin-mesinnya secara maksimal, dan menjual kelebihan produk tersebut keluar negeri, sehingga dapat dicapai optimalisasi dalam penggunaan faktor produksi.
T Transfer teknologi moderen.Perdagangan luar negeri memungkinkan suatu negara untuk mempelajari teknik produksi ysng lebih efisien dan cara-cara manajemen yang lebih moderen, seperti :
a)     Melakukan expansi dan perluasan usaha bisnis indonesia
b)     Memikat investor atau penanammodal, dan menunjukkan bahwa indonesia mampubersaing di pasar global
c)      Karena setiap negara memiliki keterbatasan sumberdaya misal, indonesia mengirimkan kayu untuk perabot rumah tangga dan amerika mengirimkan komputer ke indonesia. (karena keterbatasan sumberdaya)
d)     Untuk menambah pemasukan devisa yang dihasilkan dari pajak untuk perusahaan
e)     Menambah pemasukan expor impor

3.  Indonesia sebagai Negara Agraris ?
Ilustrasi Peta Indonesia Melalui Daun

Karena wilayah Indonesia yang berdekatan dengan garis khatulistiwa menyebabkan negara kita memiliki iklim tropis. Meskipun demikian curah hujan di Indonesia termasuk tinggi. hal ini menyebabkan Indonesia sangat kaya akan sumber daya alam hewani maupunnabati,tak hanya kaya hasil hutan Indonesia juga kaya akan hasil laut karena Indonesia merupakan negara yang terdiri dari berbagai kepulauan. Selain itu negara kita memiliki tanah subur yang banyak dimanfaatkan sebagai lahan pertanianolehmanusia, maka dari itu Iindonesia disebut negara agraris.
Kekayaan alam di Indonesia yang melimpah terbentuk oleh beberapa faktor, antaralain:
& Dilihat dari sisi astronomi, Indonesia terletak pada daerah tropis yang memilikicurah hujan yang tinggi sehingga banyak jenis tumbuhan yang dapat hidup dan tumbuhdengan cepat.
& Dilihat dari sisi geologi, Indonesia terletak pada titik pergerakan lempeng tektonik sehingga banyak pegunungan yang kaya akan mineral. 
& Daerah perairan di Indonesia kaya sumber makanan bagi berbagai jenis tanaman dan hewan laut, serta mengandung juga berbagai jenis sumber mineral. Tingginya tingkat biodiversitas Indonesia ditunjukkan dengan adanya 10% dari tanaman berbunga yang dikenal di dunia dapat ditemukan di Indonesia, 12% dari mamalia, 16% dari hewan reptil, 17% dari burung, 18% dari jenis terumbu karang, dan 25% dari hewan laut.Dibidangagrikultur, Indonesia jugaterkenalataskekayaantanamanperkebunannyasepertibijicoklat, karet, kelapasawit, cengkeh, kaya akanrempah danbahkanbahankayu yang mempunyaikualitasproduksitebaikdunia.
Sumber daya alam di Indonesia tidak terbatashanya pada kekayaan hayatinya saja. Berbagaidaerah di Indonesia juga dikenal sebagai penghasil berbagai jenis bahan tambang,seperti petroleum, timah, gas alam, nikel, tembaga, batu bara, emas, dan perak. Disamping itu Indonesia juga memiliki tanah yang subur dan baik digunakan untuk berbagai jenis tanaman. Wilayah yang mencapai 7,9 juta km, juga menyediakan potensi alam yang sangat besar.